SAMYANG Hot Chicken Ramen: sepedas apa sih?

Ramen instan yg katanya paling pedas. Dan kabarnya (sempat) heboh di instagram sekitar pertengahan tahun lalu. Berhubung ga punya akun di sana (hobi foto tapi ga hobi ngupload), ya baru denger dan nyoba sekarang.

Segala sesuatu yg ada embel-embel “paling”-nya tuh selain menarik perhatian juga bikin penasaran ga sih? Pastinya. Tentunya ga semua klaim bisa dipercaya (meski bukan berarti bohong juga), karena kata superlatif ini kan sifatnya subjektif, tergantung selera dan preferensi masing-masing. Apalagi menyangkut seberapa pedasnya suatu makanan, karena 1) ga semua orang suka dan tahan pedas, dan 2) tingkat toleransi kepedasan tiap orang berbeda-beda.

Tapi harusnya hal ini ga jadi masalah ya, secara banyak makanan kita yg menggunakan cabai. Aku sendiri suka pedas, dan rasanya tingkat toleransi kepedasanku lumayan tinggi. (Mm, selevel sambal korek gitu? Termasuk cukup pedas ga tuh?) Ditambah lagi baca/denger cerita-cerita kocak orang-orang yg kepedesan pas makan mie SAMYANG, makin penasaran dan tertantang untuk mencoba dan membuktikan sendiri kedahsyatan mie ini. Makanya pas kemarin ngeliat ramen ini di Ranch Market, satu bungkus langsung masuk ke keranjang belanjaan dan dibawa ke kasir.

Harga satuannya 13~14 ribu. Lumayan mahal memang, tapi mengingat harga ramen instan impor lainnya (Nong Shim misalnya) juga sekitar 10 ribuan, jadi ya… boleh lah. Berat bersihnya 140 gram, sedikit lebih berat dari Nong Shim yg 120 gram, dan hampir 2x lipat ukuran Indomie atau Mie Sedaap yg sekitar 75~90 gram tergantung varian rasanya. Mie-nya sendiri lebih putih, tebal, dan kenyal dari mie-mie sejenis.

Bumbunya kupakai sampai tetes terakhir — ga seru kan kalau ga dipake semua, ga bakal tau sepedes apa dia aslinya… Warnanya merah pekat, tapi setelah diaduk, mie-nya ga semerah yg kubayangkan. Rasanya? Pedes? Jelas. Pedes banget? Nah ini tergantung ketahanan masing-masing. Menurutku suapan pertama masih biasa aja, tapi makin dimakan makin pedes — bibir mulai kemerahan dan keringat mulai bermunculan. (Untungnya cuma pedas di mulut tapi ga panas di perut, kalau ga bisa jadi mules-mules yg ada XD) Boleh dibilang masuk kategori pedas nyaman lah. Aku suka pedas, yg mantap, tapi ga sampai ke level yg bikin keringat bercucuran, mulut megap-megap, dan bolak balik minum air — yg kayak gitu bikin ga nyaman kan?

Sayangnya, selain pedas aku ga ngerasain ada yg istimewa sama rasanya. Atau apa rasanya ketutup sama pedasnya…??

So, bagi yg ngaku jago pedes dan pengen tau seberapa pedesnya “mie instan goreng pedas rasa ayam” produk Korea ini, silakan dicoba 😉

***

— SAMYANG 2x SPICY —
(ditambahkan 17/08/2017)

Karena aku malas bikin postingan baru untuk varian “nuklir” yg diluncurkan sekitar awal tahun ini, jadi reviewnya kugabung di sini aja. Gapapa ya? 😉

Pecinta dan pemburu SAMYANG Hot Chicken Ramen pastinya tahu akan hadirnya beberapa varian lain dari mie super pedas ini: cheese, cool, stew, curry, dan tentunya nuclear. Varian terakhir digadang-gadang memiliki tingkat kepedasan 2x lipat yg original, berdasarkan nilai SHU-nya. Dan ternyata yg 2x lipat bukan hanya nilai SHU-nya, tapi juga harga jualnya. Satu bungkus mie SAMYANG 2x Spicy ini kubeli di harga 30 ribu.

Aku sendiri sudah beli mie ini sekitar 2 bulan lalu, tapi karena menunggu waktu dan kondisi perut yg tepat, aku baru cobain mie ini beberapa waktu yg lalu. Haha. Kali ini, aku ngikutin petunjuk cara masaknya dengan teliti, yg ternyata menganjurkan kita untuk menyisakan sedikit air (sekitar 8 sendok) setelah proses perebusan mie selesai, kemudian memasak mie+saus-nya selama 30 detik lagi, baru kemudian disajikan beserta taburan rumput laut dan wijen.

Warna merahnya tidak sepekat yg kutakutkan, meskipun bau pedas yg menguar ketika aku menggoreng mie-nya cukup kencang.

Setelah menyiapkan hati, aku pun menyantap mie ini…

Seperti pendahulunya, rasa pedasnya ga langsung nendang, tapi tumbuh pelan-pelan, meskipun sensasinya sudah mulai terasa sejak suapan pertama. Reaksiku kurang lebih sama seperti kujabarkan di atas, tapi lama-lama mie ini masuk kategori “pedas ga nyaman”.

Pori-pori di kepala serasa kebuka semua dan wajah terasa hangat. Parahnya, sengatan di lidah makin menggila ketika aku berhenti makan, dan untuk pertama kalinya aku merasa aku ga sanggup menghabiskan sebungkus mie instan. Tapi dari segi rasa, aku lebih suka yg ini — lebih kaya dan gurih, dan meskipun pedasnya kayaknya ga sampai 2x lipat, ‘efek samping’-nya bikin kapok.

Jadi, bagi yg mengaku Samyang Hot Chicken Ramen ga pedas sama sekali, harus banget coba yg ini!

Tips-ku sih cuma satu: jangan makan mie-nya panas-panas, biarkan mendingin sedikit, yg entah kenapa membuat kadar kepedasannya turun setengah lebih. Metode ini selalu berhasil membuat aku bisa dengan mudah menghabiskan semua mie pedas yg awalnya kuanggap terlalu pedas 🙂