Posted in Book, Commentary

[Buku] The Twilight Saga

Empat jilid buku: Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn—judul-judul yg sampai sekarang masih tak kumengerti apa arti dan hubungannya dengan keseluruhan cerita—dengan satu bentuk pesona yg sama: pesona keabadian.

Seri ini banyak dibanding-banding dan dihubung-hubungkan dengan seri bestseller lainnya, yakni Harry Potter. Kemiripannya? Sama-sama bergenre remaja dan ditujukan untuk anak muda yg memiliki imajinasi tinggi. Sama-sama menawarkan kehidupan yg bisa dibilang tidak riil dan penuh dengan kekuatan magis walau berada dalam genre yg berbeda.

The twilight saga jelas bertutur tentang romansa kisah remaja belasan tahun; remaja gadis berusia 17 tahun yg jatuh cinta sebuta-butanya pada sosok misterius, dingin, dan penuh daya tarik yg berusia hampir seabad. Sedangkan Harry Potter mengintip kehidupan bocah 11 tahun sampai pada tahun terakhirnya di bangku sekolah khusus para penyihir, menyoroti takdir yg akhirnya mempertemukannya dengan “musuh bebuyutannya”.

Keduanya sama-sama ditulis oleh wanita yg bisa dibilang sudah tidak muda lagi. Keduanya memiliki ending yg more-or-less tertebak (siapa sih yg ga bisa nebak kalo Potter lah yg bakal menang, atau kalau Bella akhirnya akan jadi vampir???). Keduanya juga memiliki jumlah halaman yg makin menebal seiring bertambahnya usia mereka jilid buku mereka.

Bedanya, JK Rowling berhasil membawa pembaca duduk manis di tempatnya sampai halaman terakhir selesai terbaca. Dengan kata lain, Harpot bisa membius pembacanya untuk diam di tempat karena tak rela menurunkan dan menutup buku barang sejenak. Harpot memiliki progresi cerita—ada awalan, awal konflik, klimaks, dan antiklimaksnya. Sedang Twilight the Saga tidak.

Iya, buku-bukunya sepertinya memiliki klimaks, tapi ga terjaga dengan baik. Ketegangan ga bisa diciptakan dan dijaga dengan baik sampai antiklimaksnya. Memang sih, di Twilight yg lebih ditonjolkan adalah kisah percintaan antara Bella dan Edwardnya, serta bagaimana dua dunia yg berbeda bertabrakan sehingga muncul sedikit friksi. Namun toh Stephenie Meyer memilih menyuguhkan suatu ‘pertarungan’ yg biasa muncul di akhir cerita, yg seharusnya tak ditulis secara setengah-setengah. Sayangnya, kenyataannya memang begitu.

Hal lain yg signifikan adalah bagaimana aku begitu menanti-nantikan volume terakhir Harpot dan begitu terbius di dalam alur ceritanya sehingga aku memberikan rating 4.5/5 dan bagaimana bosannya aku membaca volume terakhir Twilight. Aku bahkan berkali-kali ingin berhenti baca aja saking bosan, panjang, ga berisi dan bertele-telenya. Ibaratnya, volume ketujuh Harpot adalah klimaks dari segala klimaks, sedangkan volume pamungkas Twilight adalah antiklimaks dari segala antiklimaks. Kalau menurutku buku terakhir Harpot adalah yg terbaik, maka buku terakhir Twilight adalah yg terburuk. Sorry. Cant help it. Karena ga ada klimaksnya menurutku, dan alurnya juga tak begitu semenarik dan sememikat prekuelnya.

Jelasnya gini aja deh:
Twilight punya pertarungan dengan James
New Moon punya keluarga Volturi
Eclipse punya Victoria
Breaking Dawn???

Karena pada intinya, buku paling tebal itu hanya memuat kehidupan pribadi Bella-Edward setelah mereka menikah dan permasalahan yg ditimbulkan oleh bayi setengah vampir yg ada di dalam kandungan Bella—dan setelah ia lahir nanti. Benar-benar dataaarrr dan membosankan. Rasanya ga penting gitu. Kecuali ya memikat pembaca dengan pesona keabadian yg ditawarkannya.

I mean, who does not want to be able to be thoroughly perfect? Tidak bisa mati mungkin hanya satu hal. Tapi sulit terluka secara fisik, memiliki kekuatan fisik yg luar biasa (seperti kulit sekeras marmer), kecepatan, keseimbangan, kegemulaian, dan keanggunan, serta kecantikan yg tiada tandingannya, siapa sih yg ga mau memilikinya?? Terutama Bella yg ceroboh banget, kemudian berubah menjadi sosok yg anggun, cantik, dan memukau… dan bahkan memiliki kelebihan yg diinginkan oleh keluarga Volturi.

_
Overall Rating: 2.5/5   (i think i’m overly generous by giving it 2.5 out of 5 stars x_x)
By Stephenie Meyer
Penerbit: GPU (edisi bahasa Indonesia), 2008
Genre: Teens, Romance, Fantasy

Author:

I blog sometimes, gush ofttimes, snark all the time.

What do you think?